logo

Candi Dieng Wonosobo: Daya Tarik, HTM & Lokasinya

Mendy - Sunday, 04 Jun 2023 | 11:42 WIB Kirim Reviewmu
Post Image
Candi Dieng Wonosobo: Daya Tarik, HTM & Lokasinya
Candi Dieng di Wonosobo, Jawa Tengah, berlokasi di dataran tinggi dan menjadi saksi sejarah era kejayaan Dinasti Sanjaya, yang menyimpan misteri.
Contents [ Buka ]

Dataran tinggi Dieng di Wonosobo memiliki tempat wisata yang terkenal berupa kompleks candi. Namanya Candi Dieng, yang telah berdiri sejak masa raja-raja dari Dinasti Sanjaya. Di kompleks tersebut, pengunjung dapat menemukan beberapa buah candi yang memiliki nama masing-masing.

Dieng adalah candi agama Hindu Syiwa yang ada di Jawa Tengah, disebut-sebut menjadi bangunan keagamaan yang usianya paling tua di tanah Jawa. Banyak misteri yang menyelimuti sejarah candi tersebut, termasuk bagaimana asal usulnya.

Mengacu pada laman Perpusnas RI, para arkeolog menduga bahwa candi didirikan atas perintah yang diberikan oleh para raja Dinasti Sanjaya. Namun, kebenaran akan sejarah ini belum ada kejelasannya hingga saat ini.

Apa Daya Tarik dan Keunikan dari Candi Dieng?

Candi di dataran tinggi Dieng ini memiliki misteri yang belum terkuak kebenarannya hingga saat ini, termasuk tentang sejarah dan asal-usulnya. Meskipun begitu, ada beberapa literatur yang mencoba mengurai sejarah tentang candi Hindu tersebut. Justru inilah yang membuatnya menarik.

Keunikan candi di dataran tinggi Dieng ini memiliki keunikan yang menjadi daya tarik bagi wisatawan, yaitu :

1. Prasasti Tertua di Nusantara

Di kawasan kompleks candi terdapat prasasti dengan tulisan aksara Jawa Kuno yang merujuk pada angka 808 Masehi, yang diperkirakan sebagai tahun. Prasasti tersebut menjadi yang tertua dan disimpan di tempat yang aman, yaitu Museum Nasional Indonesia di Ibu Kota Jakarta.

Jumlah candi di kompleks Dieng ada delapan buah, yang diperkirakan didirikan dalam dua tahap pembangunan. Empat buah candi diduga dibuat pada abad ke-7 akhir sampai dengan abad ke-8. Sedangkan pembangunan tahap kedua dilakukan pada tahun 780 Masehi.

Kompleks candi tersebut ditemukan pada tahun 1814 oleh tentara Inggris yang sedang berada di daerah Dieng untuk berjalan-jalan. Tentara tersebut melihat adanya sekumpulan candi tampak seperti terendam di dalam air.

2. Telaga yang Dikeringkan

Melihat adanya candi terendam dalam air, kemudian seorang tentara bernama Van Kinsbergen, memimpin upaya pengeringan telaga. Setelah air di telaga tempat candi berada kering, dilakukan pembersihan.

Upaya pembersihan tersebut dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda selama 14 tahun, yaitu mulai 1864 hingga tahun 1878. Tanpa adanya upaya pengeringan telaga dan pembersihan bangunan oleh Hindia Belanda, mungkin kita tidak akan pernah mengenal Candi Dieng.

Kelompok Candi Dieng

Kompleks candi di daerah Wonosobo ini terdiri dari delapan buah candi, yang dibagi lagi menjadi tiga kelompok. Pada setiap kelompok tersebut, masing-masing memiliki satu candi yang dinamai seperti tokoh-tokoh dalam cerita Mahabarata

Setiap candi pada masing-masing kelompok berdiri sendiri dan diberi nama. Adapun kelompok candi di dataran tinggi Dieng tersebut terdiri dari :

1. Kelompok Kompleks Candi Arjuna

Kelompok yang pertama adalah kompleks Candi Arjuna, yang didalamnya terdapat lima buah bangunan. Nama-nama candi yang ada di kompleks Arjuna Dieng, yaitu :

a) Candi Arjuna

Bangunan yang pertama memiliki nama seperti nama kelompoknya, yaitu Arjuna. Candi Arjuna Dieng memiliki luas 4 meter persegi. Dasarnya berbentuk persegi panjang, dengan ukuran tubuh candi setinggi 1 meter.

b) Candi Semar

Candi di kompleks Arjuna selanjutnya yaitu Candi Semar. Candi Semar memiliki tinggi hanya setengah dari Cabdi Arjuna, yaitu 50 cm saja. Di candi ini juga tidak ditemukan adanya hiasan atau ornamen apapun. Alas candi berbentuk segi empat yang letaknya membujur dari utara ke selatan.

c) Candi Sembadra

Alas atau batur dari Candi Sembadra ini mempunyai ukuran tinggi sekitar 50 cm, dimana bentuknya berupa bujur sangkar. Jika dilihat dari arah kejauhan, bentuk Candi Sembadra mirip bangunan bertingkat, disebabkan oleh kesamaan pada bentuk atap dengan ukuran badannya, berupa kubus.

d) Candi Puntadewa

Candi ini menjadi bangunan paling tinggi di kompleks Arjuna, yaitu mencapai 2,5 meter. Ukuran tubuhnya yang tidak terlalu besar membuat candi terlihat lebih tinggi. Tubuh Candi Puntadewa terdiri dari susunan batur yang membuatnya terlihat menjulang tinggi.

e) Candi Srikandi

Selanjutnya, ada Candi Srikandi yang denah dasarnya berbentuk kubus. Candi yang masuk pada kelompok Arjuna ini memiliki tinggi hampir sama dengan candi-candi lainnya di kompleks ini, yaitu sekitar setengah meter atau 50 cm.

Pada saat perjalanan menuju kompleks Candi Arjuna, pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan berupa pepohonan pinus. Pohon-pohon pinus tersebut berada di Kompleks Darmasala, dimana udaranya cenderung sejuk dan dingin.

2. Kelompok Kompleks Candi Gatotkaca

Kompleks candi di pegunungan Dieng selain Arjuna, yaitu Gatotkaca. Sebenarnya, jumlah candi di kompleks Gatotkaca ini sama dengan Arjuna, yaitu lima buah. Sayangnya, karena berbagai faktor, tinggal Candi Gatotkaca saja yang bisa dilihat dalam bentuk yang utuh.

Sedangkan empat candi lainnya hanya tinggal berbentuk reruntuhan bangunan saja. Adapun nama-nama candi di kompleks Gatotkaca, terdiri dari Candi Setyaki, Candi Petruk, Candi Gareng, Candi Nakula, dan Candi Gatotkaca tentunya.

Candi Gatotkaca yang menjadi satu-satunya bangunan yang masih utuh, ukuran tingginya sekitar 100 cm atau 1 meter. Bentuk bangunannya dibuat dua susun dengan dasar berupa bujur sangkar. Sedangkan denahnya berbentuk segi empat dimana pada semua sisinya terdapat penampil

3. Kelompok Kompleks Candi Dwarawati

Kelompok yang ketiga dari Candi Dieng adalah kompleks Dwarawati. Pada kompleks ini, pengunjung akan menemukan empat buah candi, yaitu Pandu, Abiyasa, Margasari dan Dwarawati. Hanya saja, sama halnya dengan kompleks Candi Gatotkaca, pada kelompok ini hanya tersisa satu yang utuh.

Candi yang utuh tersebut diberi nama Dwarawati, yang kemudian dijadikan sebagai nama kelompok pada kompleks candi. Bentuk Candi Dwarawati yaitu dasarnya berupa segi empat dilengkapi dengan penampil pada empat sisinya, tidak beda jauh dengan Gatotkaca.

Begitu juga dengan tinggi bangunan, yaitu sekitar 50 cm, sama dengan Candi Gatotkaca.

4. Kelompok Kompleks Candi Bima

Selanjutnya adalah kelompok Candi Bima, yang memiliki keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan kompleks lainnya. Keunikan Candi Bima di Dieng yaitu letaknya yang berada di atas perbukitan dan menyendiri, tanpa adanya bangunan lainnya.

Bima adalah tokoh pewayangan anggota Pandawa yang memiliki postur tubuh tinggi dan besar. Nama Bima diberilkan karena candi tersebut adalah candi di Dieng yang ukurannya paling besar. Bukan hanya itu saja keunikannya, Candi Bima juga terlihat seperti memiliki dasar persegi delapan.

Bentuk dasar yang terlihat seperti persegi delapan tersebut disebabkan oleh denah bujursangkar dengan penampil agak menonjol pada setiap sisinya. Penampil yang menjorok ke arah luar itulah yang membuatnya menjadi terlihat seperti mempunyai alas segi delapan.

Alamat, Jam Buka dan Harga Tiket Masuk

Candi Dieng berada di kawasan kaki pegunungan Dieng, Karangsari, Dieng Kulon, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Candi dibuka untuk wisata dari jam 07.00 – 17.00 setiap hari. Tiket masuk komplek candi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu tiket untuk wisatawan lokal dan mancanegaera.

Wisatawan lokal harus membayar tiket masuk Rp15 ribu – Rp20 ribu per orang, sedangkan turis asing dikenai biaya masuk Rp30 ribu untuk 1 orang.

Kesimpulan

Diselimuti oleh misteri dan asal usulnya, hingga saat ini Candi Dieng tetap memiliki daya tarik tersendiri yang mengundang banyak wisatawan untuk datang. Lokasinya yang berada di dataran tinggi membuat udaranya sejuk dan dingin.

Banyaknya bangunan candi yang bersejarah dari zaman raja-raja Sanjaya, menjadi salah satu daya tarik dari candi yang letaknya di Kabupaten Wonosobo tersebut. Tidak hanya satu candi, pengunjung akan bisa melihat beberapa buah candi Hindu yang khas dan unik.

Editor: Mendy