logo

Candi Gunung Kawi: Sejarah, Daya Tarik, Lokasi & Tiket Masuk

Mendy - Wednesday, 07 Jun 2023 | 10:54 WIB Kirim Reviewmu
Post Image
Candi Gunung Kawi: Sejarah, Daya Tarik, Lokasi & Tiket Masuk
Candi Gunung Kawi di Tampaksiring, Bali menjadi tempat wisata edukasi dan sejarah favorit bagi turis-turis mancanegara, terutama dari Eropa.
Contents [ Buka ]

Bali tidak hanya menyimpan pesona wisata alam dan pantai saja, tetapi juga situs bersejarah. Salah satunya adalah Candi Gunung Kawi, yang berada di Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Tempat ini menjadi destinasi wisata favorit turis, utamanya yang berasal dari Benua Eropa.

Lokasinya berada di sebelah utara Kabupaten Gianyar, diantara areal persawahan hijau. Pada persawahan yang dibuat dengan model bertingkat dan menggunakan sistem irigasi subak, setidaknya terdapat 10 buah candi.

Uniknya, candi-candi tersebut dipahat di dinding-dinding pada tebing batu yang berpasir. Candi di Gianyar tersebut diperkirakan sudah ada semenjak abad ke-11 pertengahan, di masa pemerintahan Dinasti Udayana.

Sejarah Candi Gunung Kawi

Candi Tebing Gunung Kawi, begitu orang menyebutnya, diperkirakan telah dibangun sejak tahun 1025-1049 Masehi atau 944-948 Saka, tepatnya saat Sri Haji Paduka Dharmawangsa sebagai rajanya. Pembangunan diakhiri pada tahun 1049-1080 Masehi atau 971-999 Saka.

Pada masa itu raja yang memerintah adalah Anak Wungsu, anak ketiga dari Raja Udayana dan istrinya, Permaisuri Gunapriya Dharmapatni. Ketika Raja Udayana meninggal dunia, tahta diserahkan kepada anak keduanya, Marakata.

Selanjutnya, pemerintahan Marakata dilanjutkan oleh sang adik, Anak Wungsu, yang memerintah pada rentang waktu 1049-1080 Masehi. Setelah candi selesai dibangun, raja-raja yang telah meninggal dunia kemudian akan diabadikan di tempat tersebut.

Hal ini didukung dengan adanya pahatan bertuliskan “Haji Lumang ing Jalu”, yang memiliki arti “raja yang diabadikan di Jalu”. Tulisan tersebut dapat dilihat pada dinding candi. Sementara pada kuil ada tulisan lainnya, yaitu “Rwa Nak Ira”, yang memiliki arti “Dua putranya”.

Dari kedua pahatan tulisan yang ditemukan tersebut, bisa disimpulkan bahwa besar kemungkinan candi bersejarah di Bali itu menjadi peristirahatan abadi Raja Udaya dan kedua putranya, Marakata dan Anak Wungsu.

Daya Tarik Candi Gunung Kawi

Banyak fakta menarik yang melekat pada candi di Tampaksiring tersebut. Daya tarik yang dipunyai Candi Gunung Kawi diantaranya :

1. Kuil Bersejarah di Tepi Sungai

Meskipun namanya Candi Gunung Kawi, tapi situs bersejarah yang banyak dikunjungi oleh wisatawan ini bentuknya beda dengan candi pada umumnya. Jika candi pada umumnya berupa bangunan tinggi dari batuan, tidak begitu dengan yang satu ini.

Dapat dibilang, bangunan yang ada di tempat tersebut lebih tepat disebut sebagai pura. Disebut sebagai candi karena bentuknya berupa pahatan yang menempel pada dinding tebing batu padas. Inilah juga yang membuatnya juga memiliki sebutan Candi Tebing Gunung Kawi.

2. Berada di Pertemuan Dua Sungai

Keunikan lainnya yang membedakannya dengan bangunan candi lainnya, yaitu lokasinya yang berada di tepian sungai. Lokasinya berada tepat pada pertemuan antara dua sungai, yaitu Sungai Parikesan dan Sungai Bulan.

Tempat pertemuan kedua sungai tersebut dikenal sebagai sumber tirta atau air  suci, yang sering dipakai dalam berbagai acara keagamaan penduduk di sana. Menurut masyarakat lokal yang menganut agama Hindu, tempat tersebut berfungsi untuk melakukan pemurnian diri.

3. Sepuluh Bangunan di Tiga Titik

Alasan candi peninggalan Dinasti Udaya ini menjadi favorit banyak turis tidak hanya karena bentuknya yang unik. Tata letak dari candi-candi yang ada di sana juga menjadi daya tarik tersendiri. Candi terdiri dari 10 bangunan yang letaknya terbagi pada tiga titik.

Diantara 10 candi tersebut, lima buah berada di sebelah timur Sungai Parikesan. Bangunan yang berada di sebelah timur sungai itulah yang diakui candi utamanya. Sedangkan lima lagi sisanya terletak pada sisi barat Parikesan, yang terbagi di dua titik.

Candi yang berada di sebelah barat Parikesan dibagi menjadi dua lokasi, yaitu utara dan selatan. Candi yang lokasinya di sisi utara, jumlahnya ada empat, letaknya berjajar dari arah utara menuju selatan dan menghadap sungai.

Sedangkan satu lagi candi ada di sebelah selatan, jika diukur jaraknya dari keempat candi di utara kira-kira sejauh 200 meter. Candi yang letaknya berada di sebelah paling utara, diyakini sebagai candi yang dibuat paling awal atau yang pertama.

4. Simbol Harmonisasi Kehidupan

Candi Gunung Kawi yang manjadi saksi kejayaan Dinasti Udayana di Bali, adalah tempat wisata sejarah yang menarik bagi banyak turis. Di kawasan candi ini, wisatawan dapat menyaksikan dari dekat bangunan pura atau kuil yang disucikan oleh penduduk lokal.

Keindahan tempat ini semakin terlihat dengan adanya pertemuan dua sungai yang berada tepat didekat kawasan candi. Tapi sebenarnya bukan hanya itu saja hal menarik dari candi di daerah Ubud ini.

Candi suci ini juga menjadi simbol harmonisasi kehidupan yang telah terjalin sejak lama. Seperti penjelasan sebelumnya, diperkirakan candi yang letaknya berada di sisi paling utara adalah yang tertua. Bangunan paling tua inilah yang dijadikan sebagai tempat untuk pemujaan kepada Udayana.

Sedangkan keempat candi lainnya di sisi timur Sungai Parikesan, dibuat khusus sebagai persembahan kepada permaisuri Raja Udayana dan ketiga anaknya. Sementara itu, empat candi lainnya di sebelah barat diyakini sebagai kuil yang dibangun untuk para selir dari Raja Udayana.

Masih ada satu candi sisa yang ada di sebelah barat Sungai Parikesan, yang diduga dipersembahkan bagi seorang pejabat kerajaan saat itu, yang memiliki jabatan layaknya perdana menteri. Hal ini diungkapkan oleh Dr. R. Goris, yang merupakan seorang arkeolog.

5. Simbol Kerukunan Beragama

Candi adalah bangunan yang dijadikan sebagai tempat peribadatan umat Hindu ataupun Budha pada masa kerajaan. Seperti juga Candi Gunung Kawi, yang sebenarnya adalah pura, tempat peribadatan umat Hindu.

Candi ini secara keseluruhan memang dijadikan sebagai tempat untuk beribadah bagi keluarga kerajaan atas perintah raja saat itu yaitu Anak Wungsu. Hal yang menarik dari tempat ibadah umat Hindu atau pura satu ini, adalah adanya beberapa ceruk di sekitarnya.

Ceruk-ceruk tersebut dipahat pada dinding tebing, sebagaimana candi tempat ibadah umat Hindu.

Lokasi Candi Gunung Kawi

Ubud memang wilayah di Bali yang memiliki udara yang sejuk karena lokasinya yang berada di pegunungan, dan didaerah itulah candi berada. Untuk bisa sampai di kawasan candi, wisatawan harus menempuh jarak sekitar 40 kilometer dengan lama perjalanan 1 jam.

Perjalanan tersebut dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda dua maupun empat dari Kota Denpasar. Jarak yang lebih dekat dapat dilakukan dari Gianyar, dimana waktu yang diperlukan hanya 30 menit saja.

Tiket Masuk dan Jam Buka

Harga tiket masuk untuk wisatawan lokal adalah Rp30.000 per orang dan wisawatan mancanegara Rp50.000 setiap orang. Candi Gunung Kawi dibuka untuk umum setiap hari mulai jam 08.00 – 18.00. WITA.

Wisatawan yang datang akan diberikan sarung dan selendang selama berada di kawasan candi untuk dikenakan. Jika sudah selesai, sebelum meninggalkan candi, selendang dan sarung dikembalikan pada pengelola.

Kesimpulan

Daerah Gianyar Bali, tidak hanya memiliki wisata istana Tampaksiring aja, tetapi juga ada situs bersejarah bernama Candi Gunung Kawi. Uniknya, meskipun disebut candi, sebenarnya tempat tersebut adalah kuil atau pura yang dibangun pada masa Dinasti Udayana.

Candi yang dimaksud lebih tepat disebut sebagai pura dan difungsikan sebagai tempat beribadat bagi keluarga kerajaan di masa pemerintahan Raja Anak Wungsu. Candi yang juga disebut dengan nama Candi Tebing Gunung Kawi ini, merupakan destinasi favorit yang sering didatangi turis dari Eropa.

Editor: Mendy