logo

Candi Jolotundo: Sejarah, Daya Tarik, Lokasi & HTM

Mendy - Monday, 24 Jul 2023 | 12:16 WIB Kirim Reviewmu
Post Image
Candi Jolotundo: Sejarah, Daya Tarik, Lokasi & HTM
Selain menjadi kawasan religius, Candi Jolotundo juga diserbu oleh banyak pengunjung akibat kesegaran sumber mata air dengan kualitas nomor 3 di dunia.
Contents [ Buka ]

Mojokerto memiliki banyak situs sejarah yang menjadi objek wisata budaya. Salah satunya adalah Candi Jolotundo. Candi yang terletak di ketinggian 800 mdpl ini adalah salah satu situs peninggalan Kerajaan Majapahit.

Kawasan candi ini juga memiliki sumber mata air yang dipercaya memiliki berbagai khasiat. Di sekitar candi jelas terlihat berbagai pancuran yang mengalir. Di bawah pancuran tersebut juga bisa ditemukan ikan-ikan yang berenang.

Sejarah Candi Jolotundo

Catatan sejarah Pertirtaan Jolotundo dimulai pada angka 899 saka. Angka ini terpahat di sebelah kanan candi dan tulisan gempeng di sebelah kiri dinding belakang. Situs ini menjadi penting karena diketahui adanya hubungan antara Jawa dan Bali.

Disebutkan bahwa situs Jolotundo dibangun oleh Raja Udayana dari Kerajaan Bedahulu, Wangsa Warmadewa, Bali. Kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan kuat tanah Jawa pada masanya. Akhirnya Udayana lari ke Jawa dan ditampung oleh Raja Medang.

Kerajaan Medang juga berhasil mengalahkan wilayah Bali, membuat koloni di Kalimantan Barat, dan menyerang Kerajaan Sriwijaya. Pada relief di salah satu tingkat, dikisahkan Udayana yang bimbang karena kekuasaannya digusur dari Kerajaan Bedahulu.

Raja yang menampung Udayana bernama Sri Makuta Wangsa Wardhana. Raja Udayana mempersunting Putri Gunapriya Dharpamatni dari Kerajaan Medang. Konon katanya, situs ini merupakan sebuah kolam cinta yang dibangun oleh Raja Udayana.

Kolam ini dibangun untuk menyambut kelahiran putranya, Airlangga Sang Raja Kahuripan di Jawa. Airlangga lahir pada tahun 991 M. Raja Udayana membangun kolam ini pada tahun 899 saka atau 997 M.

Daya Tarik dari Wisata

Sebagai wisata budaya, tidak membuat situs Jolotundo kehilangan daya tarik untuk memikat pengunjung. Sebaliknya, pertirtaan ini memiliki segala hal yang menarik untuk dirasakan ketika berkunjung kesini.

1. Sumber Mata Air

Jumlah pengunjung sebanyak itu tentu datang karena sebuah alasan. Salah satu alasan terkuat pengunjung untuk datang adalah sumber mata air yang terpancar. Dipercaya sumber mata air ini memiliki banyak khasiat.

Banyak pengunjung baik pria dan wanita, tua dan muda. Mereka berendam bahkan mandi di suatu kolam yang tersedia di area situs Jolotundo. Mereka percaya bahwa dengan ritual ini bisa membuat awet muda.

Ketika berkunjung kesini, biasanya wisatawan membawa botol atau jerigen untuk membawa air. umumnya mereka yang membawa botol tersebut sedang mendapatkan amanah dari orang tertentu untuk mengobati suatu penyakit.

2. Kolam Pemandian

Air yang bersumber dari Gunung Penanggungan ini rasanya sangat segar. Baik kolam pemandian atau pertirtaan memiliki sumber mata air yang sama. Di area candi terdapat dua kolam pemandian.

Kedua kolam tersebut juga memiliki sumber air yang berasal dari jalur pipa bawah tanah mata air Gunung Penanggungan. Kolam pertama memiliki kedalaman 1,5 meter. Kolam ini biasanya digunakan untuk mandi dan berendam oleh orang-orang dewasa.

Para pengunjung mempercayai bahwa berendam disini berkhasiat memanjangkan umur dan mengobati berbagai macam penyakit. Kolam kedua memiliki ukuran yang lebih luas, sekitar 6 x 8 meter. Kolam ini dangkal dan dipenuhi dengan ikan-ikan yang berukuran besar.

Anak-anak suka bermain air disini sembari berinteraksi dengan ikan-ikan yang berenang. Mereka pasti betah untuk berlama-lama di area kolam ini.

3. Arsitektur Kuno yang Megah

Meskipun sudah berusia ratusan tahun, bangunan candi masih terlihat jelas aslinya. Memang ada beberapa bagian yang mengalami kerusakan dan menjadi reruntuhan. Akan tetapi, susunan bangunannya masih sangat teratur.

Wisata budaya ini sangat cocok bagi pengunjung yang menyukai sejarah. Sedangkan bagi pengunjung yang tidak begitu suka dengan area candi. Pengunjung juga bisa berkunjung ke area hutan sebagai tempat healing.

Di dalam area hutan ini juga terdapat candi yang seakan menyatu dengan panorama hutan dan Bukit Bekel. Udaranya yang sejuk dan hutannya yang rindang membuatnya sangat cocok digunakan sebagai latar belakang foto.

4. Taman Candi

Situs Jolotundo memiliki area taman yang asri dan terawat. Pengunjung juga bisa melakukan berbagai aktivitas disini mulai dari duduk bersantai hingga rebahan. Atau bisa melakukan piknik menikmati bekal yang dibawa.

Hal yang harus selalu diperhatikan adalah kebersihan. Tempat ini selain menjadi objek wisata, Candi Jolotundo adalah tempat religius umat Hindu. Dengan menjaga kebersihan artinya menghormati kepercayaan mereka dan membuat pengunjung lain bisa tetap nyaman.

5. Ritual Malam Satu Suro

Alasan utama mengapa candi ini begitu ramai dikunjungi pengunjung dan meningkat setiap tahunnya adalah ritual malam satu suro. Candi ini memang digunakna sebagai area ritual oleh umat beragama Hindu.

Penganut Agama Hindu aliran Siwa yang biasanya melakukan ritual disini. Ritual ini bertepatan dengan tanggal 1 Suro kalender Jawa. Suasana candi akan sangat ramai ketika malam satu suro.

Mayoritas pengunjungnya berasal dari warga Bali atau warga daerah lain yang menganut agama Hindu. Ritual yang dilakukan adalah ritual mandi untuk menyucikan diri.

Kualitas Air Pemandian Jolotundo

Pertirtaan Jolotundo diketahui memiliki kualitas air nomor tiga terbaik di dunia. Hal ini bukan klaim semata sebab sudah ada beberapa peneliti yang datang dan menginspeksi kualitas airnya. Misalnya pada tahun 1985 menyebutkan bahwa pertirtaan Jolotundo berhasil menduduki peringkat 5 di dunia.

Selanjutnya penelitan pada tahun 1991 oleh arkeolog Belanda yang menyebutkan bahwa kualitas air disini menduduki peringkat 3 di dunia. Penelitian masih berlanjut dan dilakukan oleh dokter-dokter dari Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mata air ini terbaik nomor 2 setelah air zam-zam.

Kandungan mineral yang sangat tinggi menjadi penyebab utama mengapa kualitas air disini sangat murni. Para ahli hidrogeologi juga telah sepakat bahwa mata air di Jolotundo sudah memenuhi tiga syarat. Yakni kuantitas, kualitas, dan kontinuitas. Jadi, kredibilitasnya tak perlu diragukan lagi.

Alamat dan Rute Situs Jolotundo

Candi ini terletak di Dukuh Balekambang, Seloliman, Kecamatan Trawas, Mojokerto. Candi ini bisa ditempuh kurang lebih 55km dari arah Surabaya. Akses jalan menuju candi bisa ditempuh lewat Trawas dengan melalui lereng Gunung Penanggungan.

Medan jalan disini cukup berkelok-kelok sehingga pengunjung harap berhati-hati. Candi ini juga bisa diakses melalui Ngoro Industri Park dengan akses jalan raya lalu melewati perkampungan penduduk. Lokasi candi ini juga berdekatan dengan Candi Bayi, Candi Lurah, Candi Naga, dan masih banyak lagi.

Harga Tiket Masuk dan Fasilitas

Tiket masuk disini sangat murah, pengunjung hanya perlu mengeluarkan Rp10.000 per orang dewasa. Sedangkan untuk anak-anak hanya dikenakan biaya Rp7.500 saja. Di dalam candi juga tersedia berbagai fasilitas penunjang.

Ada area parkir yang luas, pusat informasi, toilet, dan warung-warung yang menghidangkan masakan khas Jawa. Di sekitar candi juga terdapat area camping dan piknik yang bisa digunakan pengunjung ketika ritual di malam hari.

Penutup

Sekian pembahasan mengenai Candi Jolotundo dan segala hal yang menarik di dalamnya. Meskipun candi ini adalah objek wisata, tempat ini masih dikategorikan sebagai tempat religius bagi penganut agama Hindu. Jadi, sebagai pengunjung harap tetap menghormati dan menjaga kebersihan ketika disana.

Editor: Mendy